Mengenal Arafah, Muzdalifah, dan Mina: Sejarah dan Peran Pentingnya dalam Ibadah Haji
Lempar jumrah di Mina dan melakukan wuquf di Arafah dengan perhitungan yang tepat adalah dua ritual haji yang paling terkesan dan mungkin paling "melelahkan".
Saya akan menceritakan kembali beberapa kisah singkat tentang Arafah, Muzdalifah, dan Mina di sini untuk mengingat mereka yang pernah melakukannya, mengobati rasa rindu bagi mereka yang tidak dapat melakukannya tahun ini, dan memberi inspirasi bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan spritual (manasik) yang luar biasa yang melibatkan harta, tubuh, dan rohani, menurunkan ego, dan melebur dalam kesetaraan.
Jamaah haji harus mengunjungi Muzdalifah, Arafah, dan Mina. Kalimat-kalimat talbiyah dan thayibbah digelorakan di tempat-tempat suci itu hingga ke langit. Gelora Arafah, Muzdalifah, dan Mina hanya untuk berharap keridhaan-Nya dan menjadi haji yang mabrur. Muzdalifah, Mina, dan Arafah dibahas di sini.
Daerah terbuka dan luas yang disebut ARAFAH terletak di sebelah timur luar kota suci umat Islam Makkah di Arab Saudi. Jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di padang yang luas ini pada siang hari 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah untuk melaksanakan ibadah Wukuf, puncak ibadah haji.
Baca juga: Haji Furoda 2026 Program 12 Hari Jaminan Garansi 100%
Arafah selalu memiliki hati yang menggetarkan. Jutaan jamaah haji wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; itu adalah momen yang membuat Anda menangis. Seluruh jamaah haji menantikan momen ini. Bahkan orang yang sakit harus ditandu agar bisa wukuf di Padang Arafah.
Arafah memiliki banyak pesan dan perenungan di baliknya, bukan sekadar tanda sahnya ibadah haji seseorang. Arafah adalah gambar kecil dari Mahsyar, hari di mana setiap orang akan dinilai sesuai dengan Al-Haq dalam dirinya. Itu adalah hari panas yang tidak ada penghalangnya.
Masjid Namira dan Jabal Rahmah, tugu peringatan tempat nenek moyang manusia Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu di muka bumi, adalah beberapa tempat utama di Arafah yang selalu dikunjungi oleh jamaah haji.
Mina Kota Seribu Tenda
Disebut Mina karena banyaknya darah yang ditumpahkan di dalamnya, atau ada riwayat bahwa setelah Jibril ingin meninggalkan Adam, ia berkata "Tamanna" (bercita-cita, mengharap), ia menjawab "atamanna al-Jannah", yang berarti disebut Mina karena adanya harapan (umniyah) untuk masuk ke surga.
Makkah berjarak kurang lebih 7 kilometer dari kota Mina. Kota ini sering disebut sebagai "kota ribuan tenda" karena di sana ada ribuan tenda yang disediakan untuk jutaan jamaah haji yang datang setiap tahun selama musim haji.
Mina adalah lembah di tengah padang pasir dengan luas 16.8 km persegi.
Mina terletak di antara Makkah dan Muzdalifah, di sebelah Timur kota Makkah, Arab Saudi. Mina bukan hanya dikenal sebagai kota tenda karena di sana para haji melakukan lempar jumrah.
Jamaah haji tiba di Mina pada tanggal 8 Dzulhijah, atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Mereka tinggal di sana selama satu malam untuk melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh. Pada tanggal 9 Dzulhijah, mereka berangkat ke Arafah setelah shalat Subuh.
Setelah melakukan wukuf di Arafah, jamaah haji kembali ke Mina untuk melempar jumrah. Ada tiga lokasi untuk melempar jumrah: Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta, dan Jumrah Ula. Bagi jamaah haji yang melakukan Nafar Awal atau Nafar Tsani, mereka harus melakukan mabit (malam) di Mina pada tanggal 11 atau 12 Dzulhijah.
Mina juga merupakan tempat penyembelihan binatang kurban. Ini juga memiliki Masjid Khaif, di mana Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam melakukan shalat dan khutbah saat haji di sana.
Saat tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah dapat mengunjungi tempat ini hingga Wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji, pada tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah yang mengambil Nafar Awal dan Tsani harus bermalam di Mina pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, dan pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Para jamaah haji akan melempar jumrah di tiga tempat: Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta, dan Jumrah Ula. Karena itu, mereka akan pergi ke Mina lagi.
Di Mina ada beberapa lokasi penting:
- Jamarat, tempat tiga jumrah berkumpul: Ula, Wustha, dan Aqabah.
- Al-Manhar, juga disebut sebagai Jabal Qurban, adalah tempat di mana hewan disembelih.
- Masjid Al-Khaif, tempat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam melakukan shalat dan khutbah saat berhaji di Mina
- Masjid Al-Bai'ah, tempat Rasulullah dibai’at oleh orang-orang Anshar dari Madinah satu tahun sebelum hijrah.
MasyaAllah, Rasulullah telah berkata, "Sesungguhnya Mina itu seperti rahim, ketika terjadi kehamilan, diluaskan oleh Allah Subhanahu Wa Taala."
Insya Allah, setiap jamaah yang datang ke Mina pada waktu haji akan memiliki tempat di sini.
Wajib bagi Jamaah Haji untuk Bermalam di Muzdalifah.
Jamaah haji diharuskan untuk bermalam di Muzdalifah, sebuah tempat terbuka di antara Makkah dan Mina di Arab Saudi. Itu terletak di antara lembah Muhassir dan Ma'zamain, dua jalan yang memisahkan Arafah dari dua gunung yang berhadapan.
Muzdalifah terdiri dari sekitar 12,25 km2 dan dipisahkan oleh rambu-rambu yang menentukan batas awal dan akhir.
Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji bergerak menuju Muzdalifah saat matahari terbenam (waktu Maghrib). Di Muzdalifah, mereka melaksanakan shalat Maghrib dan Isya secara bersamaan dan disingkat (jamak-qashar), dan tinggal di sana hingga fajar. Di sana, mereka mengumpulkan batu kerikil untuk melempar jumrah.
Dalam haji, bermalam di Muzdalifah hukumnya wajib dan siapa saja yang meninggalkannya harus membayar dam. Ini adalah tindakan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam: dia bermalam hingga waktu shalat Subuh dan kemudian berhenti hingga fajar menguning.
Namun, orang-orang yang lemah, seperti wanita, orang tua, dan orang lain, diizinkan untuk meninggalkan Muzdalifah setelah tengah malam. Jamaah haji berangkat menuju Mina setelah shalat Subuh.
Pada masa itu, Muzdalifah juga disebut sebagai "Jam'an" karena berada di wilayah Tanah Haram. Arafah juga disebut sebagai "Masy'aril Halal" karena berada di Tanah Halal, tetapi ulama tidak setuju dengan nama ini. Penulisnya, Dr. Halimi Zuhdi, adalah dosen di UIN Malang.
Posting Komentar