Air Mata Haru Bu Wati: Perjalanan Umroh Tak Terduga Seorang Guru Honorer
Tidak ada yang lebih indah selain melihat mimpi besar akhirnya menjadi kenyataan. Begitulah yang dialami oleh Bu Wati, seorang guru honorer berusia 45 tahun yang selama setahun terakhir selalu menyimpan harapan kuat untuk bisa berangkat umroh ke Tanah Suci.
Meskipun gajinya pas-pasan dan jauh dari cukup untuk menabung, Bu Wati tidak pernah berhenti bermimpi. Doa dan keyakinan yang ia panjatkan setiap malam menjadi sumber semangat yang luar biasa. Dan siapa sangka, Allah Ø³Ø¨ØØ§Ù†Ù‡ وتعالى membuka jalan dengan cara yang tidak pernah ia duga.
Mimpi Seorang Guru Honorer
Setiap kali mendengar murid atau teman sejawat menceritakan pengalaman umroh, hati Bu Wati selalu bergetar. Ia sering membayangkan bagaimana rasanya berdiri di depan Ka’bah, menangis haru saat pertama kali melihatnya, atau menjalankan ibadah dengan hati penuh syukur.
Namun, kenyataan tidak semanis harapan. Dengan gaji guru honorer yang masih di bawah UMR, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sulit, apalagi menabung untuk biaya umroh. Meskipun begitu, mimpi itu tidak pernah padam—malah semakin tumbuh dan menggebu setiap hari.
Takdir Indah yang Tak Terduga
Pada awal tahun 2025, sebuah kabar mengejutkan datang. Komite sekolah tempat Bu Wati mengajar berencana memberangkatkan satu orang guru untuk umroh di bulan Agustus 2025. Keputusan ini tidak pernah terlintas di pikiran Bu Wati sebelumnya.
Dan ternyata, pilihan jatuh kepada dirinya. Saat namanya diumumkan, Bu Wati tak kuasa menahan air mata. Rasa syukur, haru, sekaligus tak percaya bercampur menjadi satu. “Apakah benar seorang guru honorer seperti saya bisa sampai ke Tanah Suci?” begitu batinnya berulang kali.
Perjalanan Bersama Kelana Haramain
Umroh Bu Wati akhirnya difasilitasi oleh Travel Kelana Haramain, sebuah biro perjalanan haji dan umroh yang berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan. Dari awal proses, Bu Wati merasa dilayani dengan penuh perhatian.
Mulai dari pengurusan dokumen, pembekalan manasik, hingga keberangkatan, semua berjalan lancar. Biaya yang ekonomis serta tim yang sigap dan ramah membuat Bu Wati semakin yakin bahwa Allah memang menyiapkan jalan terbaik untuknya.
Di Tanah Suci, setiap langkah menjadi kenangan tak terlupakan. Melihat Ka'bah untuk pertama kali membuat Bu Wati menangis tersedu. Tawaf, sa’i, hingga berdoa di Raudhah menjadi pengalaman yang benar-benar menancap dalam hati.
Penutup: Perjalanan yang Mengubah Hidup
Kisah Bu Wati adalah bukti nyata bahwa tidak ada yang mustahil ketika Allah Ø³Ø¨ØØ§Ù†Ù‡ وتعالى sudah berkehendak. Dari seorang guru honorer dengan gaji pas-pasan, ia kini bisa menginjakkan kaki di Tanah Haram.
Perjalanan bersama Kelana Haramain pun menjadi pengalaman spiritual yang penuh kesan. Sesuai dengan slogan mereka, #PerjalananAmanIbadahNyaman, Bu Wati benar-benar merasakan betapa umroh kali ini bukan sekadar perjalanan, tetapi juga sebuah anugerah yang mengubah hidupnya.
👉 Jika kamu punya mimpi serupa, jangan pernah berhenti berdoa dan berusaha. Karena siapa tahu, seperti Bu Wati, Allah Ø³Ø¨ØØ§Ù†Ù‡ وتعالى sudah menyiapkan takdir indah untukmu.
Posting Komentar